lihat... cara BEKERJA DI HP DENGAN WPS OFFICE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dunia yang mengalami perubahan sangat cepat dan meluas, kita secara tak langsung dituntut untuk terus mengikutinya. Perkembangan ilmu dan pengetahuan memiliki pengaruh terhadap semakin pesatnya kemajuan teknologi. Generasi muda saat ini bertumbuh dengan kemajuan teknologi digital di dalam dunia super cepat. Mereka berubah secara dramatis serta terhubung dalam jaringan mendunia. Dalam satu waktu, internet membawa mereka kedunia, dan membawa dunia ke dalam kehidupan mereka. Semua ada dalam jangkauan ujung ujung jari-jari mereka, bayangkan hanya perlu tiga langkah mudah: “ Arahkan, sentuh dan cukup satu klik maka dunia terbentang dihadapannya dan bisa dimasukinya dimanapaun ataupun kapan saja.”
Internet menjadi salah satu bentuk konkret bagaimana komunikasi antar individu melintasi ruang dan waktu. Matusitz dalam Hardiyan Maulana (2013:139) mengemukakan bahwa salah satu contoh perubahan cara kita berkomunikasi dikarenakan internet adalah bagaimana komunikasi tatap muka (face to face) bergeser menjadi pertemuan tatap muka secara virtual dengan media maya.
.
Internet adalah satu teknologi mutakhir di zaman ini yang terdapat pada komputer. Dengan adanya internet, sekarang kita dapat memperoleh imformasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat, bahkan pemerintah berusaha memperkenalkan internet kepada masyarakat melalui salah satu iklan di televisi.
“Indonesia Genggam Internet”.
“internet itu baik dan banyak mamfaatnya lho, udah itu gampang. Buktinya, aku bisa ngasih tau ibu, cara cari resep kue di internet. Setelah ibu pinter internetan, ibu mengajari Bu Nani ‘kumpul-kumpul dan majang foto diinternet, Bu Nani bantuin kang asep, biar bisa ngobrol dan chatting sama ibu-ibu dikampung, supaya gampang kalau mau pesan barang.
Nah! Kang Asep ngejelasin bang Mamat cara download koleksi lagu kesayangannya. Terus, bang mamat kasih tau pak Lurah cara ngirim surat pakai internet untuk semua warganya.
Kalau saja kebaikan internet terus disebarin, negara kita makin hebat!
Melalui iklan diatas, penulis berpendapat bahwa masyarakat dapat memamfaatkan internet sebagai sumber imformasi, baik mengenai pendidikan, kesenian dan yang lainnya. Internet juga mempermudah suatu pekerjaan, misalnya mengirim data atau berkas melalui surat elektronik. Internet juga dimamfaatkan untuk mencari lowongan pekerjaan, bahkan bekerja melalui bisnis online untuk menghasilkan uang, transaksi jual beli barang, dan bagi pelajar, internet menjadi sarana dan sumber untuk mencari bahan pelajaran, sarana hiburan, sarana untuk silaturahmi melalui situs pertemanan di internet. Setiap individu bebas untuk mengekspresikan dirinya atau mengkomunikasikan apapun tanpa dikekang oleh batasan nilai dan norma-norma. Bagi siswa kristen, internet dapat dijadikan sebagai sebuah alat dan sumber belajar mandiri.
Media Sosial sebagai salah satu bentukan dunia maya dari perkembangan internet menjadi pilihan para pelajar untuk memperkenalkan dirinya kepada orang lain. Sekilas terlihat bahwa kehadiran media sosial seperti facebook, twitter, blog youtube, dan linkedin, memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap orang untuk berkreasi. Bahkan untuk menampilkan diri masing-masing agar dianggap eksis melalui situs pertemanan. Dan pada intinya media sosial menjadi rumah baru bagi setiap orang, dan pelajar kebanyakan menganggap itu nyata (Leysa Khad Zi Fi, 2006:).
Penggaruh positif media sosial bagi siswa kristen ialah siswa kristen akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. Dengan media sosial siswa kristen juga dapat menumbuhkan sikap penuh kasih dan memiliki rasa toleran terhadap sesama. Media sosial membuat siswa kristen menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
Menurut penulis, media sosial memang menjadi sebuah kemudahan dalam berkomunikasi, tetapi tanpa kita sadari, informasi yang disebarkan oleh media sosial kebanyakan tak dapat dipilah-pilah oleh siswa kristen. Siswa kristen cenderung menerima hal-hal yang membuatya senang. Membuka facebook seringkali menjadi rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan setiap harinya, sekalipun itu hari libur. Bahkan setelah bangun pagi sering kali yang dilakukan siswa kristen adalah kegiatan menulis status di dunia maya, bahkan ini juga merupakan pengalaman penulis sendiri.
Keberadaan media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan. dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial juga beragam. Berbagai macam modus kejahatan di media sosial banyak ditemukan terutama pada siswa kristen seperti kekerasan, pelecehan, bahkan tindak kriminal seperti penipuan, pemerasan, pemerkosaan, dan sebagainya.
Belum lagi masalah terkini yaitu akibat media sosial membuat kecanduan bagi pelajar untuk di konsumsi sehari-hari: kecanduan game online yang mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan tersebut juga membuat banyak waktu mereka yang terbuang dan aktivitas yang terganggu, seperti sekolah, belajar, makan, tidur, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan membantu orang tua.
Namun masalah yang menimbulkan dampak negatif yang paling serius, menurut penulis adalah pornografi. Pornografi menjadi konten yang sering muncul di laman facebook, atau bahkan siswa kristen secara sengaja dan dituntut oleh rasa ingin tahu membuka situs pornografi dari youtube di hanphone mereka. Dan diakui atau tidak, perlahan – lahan hal itu telah mengubah pola hidup dan pola pemikiran anak didik serta mempengaruhi pembentukan karakternya.
Konsep karakter sering dikutip, tetapi jarang dilakukan. Bicara saja tidak berguna. Tindakanlah yang menghasilkan perbedaan. Karakter sepertinya dilupakan oleh generasi kita, lebih tepatnya dapat dikatakan kata karakter kalah populer dengan kata-kata seperti, kesuksesan, harga diri dan kemandirian. Namun, karakter sejati tidak terlalu mementingkan popularitas. Karena karakter adalah tentang melakukan hal yang benar, bukan hal yang disetujui atau diterima.
Karakter atau watak adalah ciri khas seseorang sehingga menyebabkan ia berbeda dari orang lain secara keseluruhan. J.P Chaplin dalam Syafaruddin (2012:177) mengatakan “karakter atau fiil, hati, budi pekerti, tabiat adalah suatu kualitas atau sifat yang tetap terus menerus dan kekal dan dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek atau kejadian”.
Lebih jauh dijelaskannya, bahwa karakter artinya mempunyai kualitas positif seperti peduli, adil, jujur, hormat terhadap sesama, rela memaafkan, sadar akan hidup berkomunikasi. Dan disebut semua ini sebagai ciri karakter. Karakter lebih banyak menyangkut nilai-nilai moral
Pembentukan karakter diwarnai oleh faktor genetik, lingkungan dan stimulasi gen atau gaya berpikir. Selain itu menurut V. Campbell dan R. Obligasi (http//:id.svong.com/social-sciens/education/) faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter dan perkembangan moral adalah faktor keturunan, pengalaman masa kanak-kanak, pemodelan oleh orang dewasa yang lebih tua penting dan remaja, pengaruh teman sebaya, lingkungan fisik dan sosial secara umum, media massa/sosial, apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga lain, dan situasi spesifik dan peran yang menimbulkan perilaku yang sesuai.
Karakter adalah sebuah kekuatan yang tidak kelihatan. Karakter bertumbuh melalui proses dan ujian. Karakter yang baik menghasilkan buah-buah yang unggul dan berkualitas. Buah-buah yang bermanfaat bagi kehidupan kita dan orang lain. Buah-buah dari karakter antara lain: Integritas menghasilkan kewibawaan, tanggung jawab menghasilkan kedewasaan, kejujuran menghasilkan kepercayaan, ketulusan menghasilkan persahabatan, iman menghasilkan kekuatan, ketekunan menghasilkan pengharapan, dan lain sebagainya. (Ezra, Yakoep, 2006:13-14).
Karakter siswa kristen dibentuk sebagai hasil perjumpaan dengan kebenaran Alkitabiah yang menembus kedalam hati. Hal itu hanya mungkin terjadi jika seseorang belajar firman Allah, merenungkan firman Allah itu dengan segala makna dan penerapannya. Beberapa dari karakter Kristen yang disebutkan dalam Alkitab harus dikembangkan dan ditampilkan oleh setiap orang Kristen, yaitu : kerendahan hati (Matius 5:1-7; Markus 10:14-15; 1 Timotius 3:6), kasih dengan segala karakteristiknya (Matius 22:37-39; 1 Korintus 13), sukacita (Yohanes 17:13), damai ( 2 Timotius 2:22), sabar dan tekun (1 Timotius 6:11; 2 Timotius 3:10), lemah lembut (1 Tomotius 6:11; 2 Timotius 2:25), penguasaan diri (1 Timotius 3:2; Titus 1:8).
Menjalin hubungan erat dan harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting pada masa remaja. Pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga.
Demikian halnya dengan media sosial, salah satu contohnya di dapat dari jejaring sosial yang diperoleh siswa kristen melalui teman sebaya dapat mempengaruhi pola penggunaan jejaring sosial oleh siswa kristen dan pembentukan karakternya.
Demikian halnya dengan media sosial, salah satu contohnya di dapat dari jejaring sosial yang diperoleh siswa kristen melalui teman sebaya dapat mempengaruhi pola penggunaan jejaring sosial oleh siswa kristen dan pembentukan karakternya.
Sebagai generasi penerus bangsa, siswa kristen dituntut untuk menyiapkan bekal yang nantinya bisa dijadikan landasan dalam memimpin bangsa dimasa mendatang. Tentunya jangan sampai akibat media sosial dapat membuat bodoh dan bobrok moral siswa kristen.
Setiap orang boleh mengikuti perkembangan zaman, namun apakah harus melahap semua yang ditawarkan media sosial? Dan media sosial dalam hubungan pertemanan menjadi rawan ketika setiap siswa dengan mudah mengikuti apapun yang dilihat, dan tanpa disadari telah mempengaruhi pembentukan karakter / kepribadian siswa kristen dari apa yang diterimanya tersebut. Yang kita “perangi” bukanlah internet, melainkan internet content-nya”
Membentuk karakter tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sebuah pepatah mengatakan, jika kamu melakukan suatu hal tertentu yang sama selama 21 hari maka kamu akan menuai kebiasaan. Kebiasaaan yang berkelanjutan akan membentuk sebuah karakter. Maka, pembentukan karakter adalah suatu proses yang dimulai dari adanya suatu pemahaman (membuka wawasan, memperbaharui akal budi (Rom 12:1-3), dilanjutkan dengan melakukan apa yang dipahami, dan melakukan secara berulang-ulang dengan konsisten. Dan siswa kristen meski mengikuti perkembangan zaman dalam hal pengguna media sosial, tidak kehilangan karakternya.
Dari hal diatas, penulis terdorong untuk memilih judul “ Pengaruh Media Sosial terhadap Pembentukan Karakter Siswa Kristen Kelas XII
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, banyak hal-hal yang menjadi faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik. Menurut Leysa Khadzi Fi (2013:29-30) ada tiga faktor yang mempengaruhi karakter atau kepribadian yaitu: faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor stimulasi gen dan gaya berpikir. Sementara itu menurut V. Campbell dan R. Obligasi (http//:id.svong.com/social-sciens/education) diusulkan berikut sebagai faktor utama dalam mempengaruhi karakter dan perkembangan moral yaitu: faktor keturunan, pengalaman masa kanak-kanak, pemodelan oleh orang tua dan guru, pengaruh teman sebaya, lingkungan fisik dan sosial secara umum, media massa/sosial, apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga lain, dan situasi spesifik dan peran yang menimbulkan perilaku yang sesuai.
Agar lebih jelas, maka dapat dilihat dalam bagan berikut ini
KETERANGAN BAGAN
X1: Faktor Bawaan ( Genetis)
Bayi yang baru lahir, menurut beberapa riset ilmiah, mempunyai temperamen yang berbeda. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada usia 3 bulan. Perbedaan tersebut meliputi tingkat aktivitas, rentang atensi, dan adaptabilitas pada perubahan lingkungan. Faktor bawaan yang dimaksud adalah faktor keturunan.
X2: Faktor Lingkungan Sosial (Nurture)
Perlekatan (attachment) merupakan kecenderungan anak untuk mencari kedekatan. Pola mengasuh pada anak akan mempengaruhi karakter / kepribadiannya. Lingkungan yang kondusif mempengaruhi pembentukan karakter anak. Lingkungan itu antara lain, lingkungan sekolah (pergaulan dengan teman sebaya), rumah (orang tua dan keluarga lainnya), dan masyarakat.Apa jadinya, jika lingkungan tersebut lebih banyak memunculkan perilaku yang maldaptif (seperti kekerasan, pelanggaran, tindak susila dan lain-lain)? Kemungkinan besar, anak memiliki karakter yang menyimpang pula.
X3: Faktor Stimulasi Gen dan Gaya Berpikir
Bila kita menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka karakter kita akan lebih baik. Jadi, genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen, dan tidak dapat diubah. Karakter adalah pemberian Tuhan ditambah dengan pengaruh lingkungan yang kita terima atau alami pada masa pertumbuhan. Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orang tua kandungnya, bergantung pada pengalaman sosialisasinya.
X4: Pemodelan oleh Orang Tua dan Guru
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pembentukan karakter membutuhkan ketersediaan model yang akan di contoh oleh anak didik. Salah satu model yang paling sering berinteraksi dengan anak didik adalah orang tua sendiri dan guru. Kedua orang ini adalah model ideal dan sangat mempengaruhi karakter anak. Sehingga diharapkan pada orang tua dan guru selalu memunculkan perilaku yang positif sehingga patut dijadikan model.
X5: Media Massa/Sosial
Peranan media dalam pembentukan karakter anak juga sangat besar. Bahkan saat ini, kebanyakan anak terpengarh media, baik itu televisi, video games, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain. Anak akan memunculkan perilaku seusai dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Saat ini, interaksi anak dengan media diatas bahkan sangat besar, sehingga pengaruh media juga bagi anak sangat besar dalam mempengaruhi dan membentuk karakternya.
Menurut Joseph Klaper (1960) http//:www.republika.co.id, media massa cukup efektif terutama dalam mengubah sikap seseorang pada bidang-bidang dimana pendapat dan “keyakinan” orang dalam hal itu lemah, dangkal, dan kurang dianggap begitu prinsip. Sedangkan dalam hal-hal penting, pengaruh media, menurut David Philips (1972) http//:www.republika.co.id, akan kuat daya tularnya terhadap orang-orang rendah diri, kurang kasih sayang, sering gagal, kehilangan pegangan hidup dan teralienasi.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang terpapar diatas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang cukup luas, dan karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penulis menganggap perlu membatasi masalah sehingga pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Selanjutnya, masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada
1. Media Sosial (X)
2. Karakter Siswa Kristen (Y)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah Media Sosial berpengaruh dalam Pembentukan Karakter SiswaKristen Kelas
E. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan salah satu pendorong untuk berbuat sesuatu. Setiap pekerjaan yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu. Sesuai dengan judul penelitian, maka tujuan yang diharapkan adalah : “ Untuk Mengetahui Pengaruh Media Sosial terhadap Pembentukan Karakter Siswa Kelas XII .
F. Mamfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka dengan penelitian ini diharapkan mempunyai mamfaat atau kegunaan bagi semua orang dan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun mamfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperkaya wawasan penulis dalam menulis sebuah karya ilmiah
2. Untuk memperkaya pemahaman penulis akan pemgaruh penggunaan media sosial terhadap pembentukan karakter
3. Sebagai bahan masukan bagi anggota keluarga, guru dan semua pihak dalam peranannya mendidik siswa untuk membentuk karakter siswa kristen yang unggul berlandaskan sifat-sifat Allah
4. Sebagai sumber baru pengetahuan ilmiah terutama dunia pendidikan yang dapat dipergunakan dalam memajukan dunia pendidikan khususnya psikologi.